KOMUNIKASI KELOMPOK
A.
Definisi Komunikasi Kelompok
Seperti
halnya definisi-definisi lain, komunikasi kelompok pun selalu diutarakan
berbeda-beda untuk setiap pakarnya. Perbedaan pendapat ini wajar sekali,
mengingat para pakar yang mengemukakan pendapat mengenai komunikasi kelompok
pun berbeda latar belakangnya, mulai dari pengalaman, sampai pendidikan yang
berbeda satu sama lain. Latar belakang psikologi, sosiokologi, dan komunikologi
dapat membedakan pendapat para pakar karena objek formal di setiap bidang
kajiannya berbeda namun terdapat juga persamaan pada objek materialnya, yaitu
manusia.
Komunikasi
kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator
dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Komunikasi
kelompok terbagi atas kelompok kecil ataupun kelompok besar tergantung
pada jumlah orang yang terlibat dan sejauh mana hubungan psikologisnya.
B.
Karakteristik
Komunikasi Kelompok
Karakteristik komunikasi kelompok, yaitu norma (persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu
kelompok berperilaku satu dengan lainnya; ada tiga kategori norma yaitu norma
sosial, prosedural, dan norma tugas) dan peran (pola-pola perilaku yang
diharapkan dari setiap anggota kelompok; ada dua fungsi peran dalam kelompok,
yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan).
Karakteristik dari kelompok kecil, yaitu : ditujukan
pada kognisi komunikan, prosesnya berlangsung secara dialogis, sirkular,
komunikator menunjukkan pesan atau pikiran kepada komunikan, umpan balik
berbentuk verbal. Sedangkan karakteristik dari kelompok besar,
yaitu : ditujukan kepada Afeksi komunikan, prosesnya
berlangsung secara linear, dialogis namun berbentuk tanya jawab. Suatu kelompok
disadari atau tidak berpengaruh sangat besar terhadap cara suatu individu dalam
bertindak, bersikap, berperilaku, dan pola pikir.
Komunikasi kelompok biasanya digunakan untuk bertukar informasi, menambah
pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan
kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.
C.
Bentuk
Komunikasi Kelompok
Komunikasi
kelompok terdiri atas dua bentuk, yaitu :
a. Komunikasi Kelompok Deskriptif
Dalam komunikasi kelompok deskriptif,
pengelompokkan sejumlah orang terdiri atas kelompok tugas, kelompok
pertemuan, dan kelompok penyadar.
b. Komunikasi Kelompok Perspektif
Dalam komunikasi kelompok perspektif akan
dijelaskan bagaimana suatu kelompok dapat menyelesaikan suatu persoalan,
menyelesaikan tugas, menyampaikan gagasan, dan hal-hal lain yang dapat
dikomunikasikan antara sejumlah orang yang terlibat dalam kelompok tersebut.
Berikut ini adalah format yang biasa dilakukan pada komunikasi kelompok
perspektif, antara lain :
1. Diskusi meja bundar adalah format
berdiskusi dengan cara melingkar dimana tidak ada seorang moderator yang
ditunjuk secara khusus.
2. Diskusi panel adalah format
khusus yang anggota-anggota kelompoknya berinteraksi, baik berhadap-hadapan
maupun melalui seorang mediator, di antara mereka sendiri dan dengan hadirin,
tentang masalah yang controversial.
3. Simposium adalah serangkaian
pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi
yang pro dan kontra terhadap masalah yang controversial, dalam format
diskusi yang sudah direncanakan sebelumnya.
4. Forum ceramah adalah format
diskusi yang dilakukan terutama sekali untuk saling berbagi informasi.
5. Kolokium adalah sejenis
format diskusi yang memberikan kesempatan pada wakil-wakil khalayak untuk
mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa
orang) ahli.
6. Prosedur
parlementer adalah format diskusi yang secara ketat
mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika
sejumlah keputusan harus dibuat.
7. Konferensi
adalah wakil-wakil organisasi berkumpul untuk membicarakan masalah tertentu.
8. Seminar adalah seorang /kelompok ahli
yang bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan hadirin/pers.
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat
dicerminkan dengan adanya fungsi-fungsi yang dilaksanakannya. Fungsi-fungsi
tersebut, antara lain fungsi hubungan sosial, fungsi pendidikan, fungsi
persuasi, fungsi pemecahan masalah, fungsi pembuatan keputusan, dan fungsi
terapi.
D.
Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian
yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang
bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat
mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek
kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan
pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana
meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan
alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok
pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut
terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest)
kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah
orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau
dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang
muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu :
·
Elemen pertama adalah
interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena
melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan
istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara
serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama
lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu
perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat
dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan
dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
·
Elemen yang kedua adalah
waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat,
tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi
dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki
karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat
sementara.
·
Elemen yang ketiga adalah
ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang
pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8
orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota
tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap
anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota
kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang
setiap anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap
anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan
dalam definisi pertama.
·
Elemen terakhir adalah
tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan
membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu
atau lebih tujuannya.
E.
Fungsi komunikasi kelompok
a.
Fungsi pertama dalam
kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu
memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti
bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya
untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
b.
Pendidikan adalah fungsi
kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun
informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi
pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu
sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi
pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak,
bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan,
jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para
anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota
kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan
baru yang disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan
tercapai.
c. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang
terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak
diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif
tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok,
maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu
konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
d.
Fungsi keompok juga
dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat
keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan
penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan
pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua
atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk
pembuatan keputusan.
e.
Terapi adalah fungsi
kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok
lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok
terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya.
Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya
guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus.
Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok
penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak komunikasi
dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan ciri (self
disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung, setiap anggota dianjurkan
untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika
muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi
pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.
Dalam organisasi,
komunikasi berfungsi untuk :
1.
Pengaturan dan operasi,
yakni untuk kepentingan penyelesaian pekerjaan dan membereskan tugas demi
pencapaian tujuan.
2.
Inovasi/pembaharuan, untuk
kepentingan pembaharuan dan pengubahan tata kerja demi penyesuaian,
kelangsungan hidup, dan pengembangan organisasi di tengah lingkungan yang terus
berubah.
3.
Sosialisasi atau
pembinaan, yakni berkaitan dengan anggota sebagai manusia. Khusus dalam upaya
motivasi, pengimbalan, dan moral kerja.
Sosialisasi berdampak
kepada :
a.
Harga diri anggota
b.
Hubungan interpersonal
dalam organisasi
c.
Motivasi ; integrasi
kepentingan pribadi ke dalam kepentingan organisasi
F.
Teori Komunikasi kelompok Menurut Fisher
Model
Fisher sesuai dengan namanya bahwa teori ini dikemukakan oleh Aubrey Fisher.
Adanya teori ini dilatar-belakangi adanya pembagian dari kelompok besar. Teori
ini merupakan suatu bagian dari tindak komunikasi kelompok tugas. Dalam
model Fisher ini ada empat tahap yang harus dilewati seseorang dalam menjalani
suatu hubungan dengan anggota kelompok.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Teori ini menjelaskan bagaimana proses yang
harus dilewati seseorang dalam suatu kelompok untuk menghasilkan sesuatu yang
disepakati bersama antar anggota kelompok. Asumsi dasar dari teori adalah
adanya tahapan-tahapan yang harus dilalui seseorang untuk menjalin hubungan
dengan orang lain (anggota dalam kelompoknya). Tahapan-tahapan tersebut terdiri
atas :
1.
Orientasi, pada tahapan
ini seorang individu akan berusaha untuk saling mengenal, saling menangkap
perasaan anggota kelompoknya, dan mencoba menemukan peranan dan status. Dalam
tahapan ini akan ada kecenderungan perbedaan pendapat.
2.
Konflik, tahapan ini
merupakan tindak lanjut dari adanya perbedaan pendapat pada tahap pertama.
Dalam situasi ini terdapat peningkatan perbedaan antara satu individu dengan
anggota kelompok lainnya, setiap individu berusaha mempertahankan apa yang ia
inginkan.
3.
Pemunculan, pada tahap
ini setiap individu berusaha untuk mengurangi tingkat perbedaan pendapat.
Tujuannya untuk mengurangi konflik, namun yang terjadi adalah individu sudah
tidak lagi memiliki kejelasan dalam menentukkan sikap.
Peneguhan, tahap akhir yang
dilakukan seseorang dalam kelompoknya yaitu bagaimana para anggota memperteguh
konsensus kelompok. Dalam hal ini akan ada saran bagaimana penyelesaian yang
baik dan akan ada keputusan dari perbedaan yang ada pada para anggota.
1 komentar:
nice share, thanks info nya ..
Perumahan Elit
Posting Komentar