ILMU DAN METODE ILMIAH
A.
Lahirnya Ilmu
Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan telah berjasa besar dalam membentuk dunia yang kita huni sekarang
ini dan sekaligus cara pandang kita atas dunia ini. Sebelum ilmu pengetahuan
muncul, sudah ada tekhnologi. Manusia sudah mengerti bagaimana cara menggunakan
banyak hal yang bermanfaat, tanpa memahami bagaimana hal itu terjadi, atau
mengapa fenomena alam berlangsung ketika manusia mencoba menjelaskan tentang
dunia, maka biasanya itu dikaitkan dengan mitos-mitos dan dewa-dewi yang
wujudnya menyerupai manusia, misalnya terjadi hujan, guntur, petir, gempa, dan
lainnya. Dan begitulah cara manusia di zaman purba untuk menggambarkan proses
terjadinya sesuatu yang baru.
Salah satu contoh yaitu peredaran harian
matahari di langit. Menurut manusia Prailmiah, matahari dapat dianggap sebagai
seorang dewa yang sedang menunggangi kereta kudanya dan melintasi langit. Dalam
kosmologi[1]
primistif alam semesta ini dikira berbentuk seperti setengah lingkaran bola. [2]
Banyak manusia
purba yang mampu memperkirakan secara tepat saat terbitnya matahari, dan pada
titik sebelah mana. Namun mereka tidak mampu menjelaskan secara ilmiah
bagaimana itu terjadi. Setelah beberapa tahap, orang mulai menolak mitos-mitos
itu, kemudian mereka mulai menggunakan teori-teori yang digunakan untuk
mengumpulkan bukti-bukti. Mereka memandang bahwa dunia ini terbetuk secara
alamiah, tanpa ada intervensi yang bersifat supranatural.
Ilmu
pengetahuan bukanlah suatu aktifitas alami dalam arti dapat diperoleh secara
naluriah dan mudah oleh manusia. ilmu pengetahuan bukanlah suatu cara berpikir
yang alami, sebagaimana kita lihat dari fakta bahwa pada masyarakat terdahulu
dikuasai oleh mitos dan dewa-dewi yang berwujud manusia.[3]
Langkah pertama kearah penjelasan ilmiah
terjadi di Yunani pada sekitar 600 SM sebelum itu bangsa-bangsa Babilon dari Mesir
telah memiliki teknologi yang maju, namun mereka tidak beranjak dari pemikiran yang penuh mitos. Orang-orang
yunani yang tertarik dengan teknologi-teknologi ini, khususnya dibidang
astronomi, geometri, dan kedokteran, mereka mulai menghasilkan teori-teori awal
mengenai bagaimana dunia ini bekerja secara alami.
Ilmu pengetahuan Yunani memperlihatkan pebedaan-perbedaan
yang sangat menarik dengan ilmu pengetahuan modern. Semangat penelitianya tetap
sama, namun kandungan ilmu pengetahuannya telah berubah secara radikal. Orang-orang
ynani memiliki banyak ide yang menajubkan,akan tetapi sebagian darinya tampak
agak aneh dalam pandangan orang-orang modern, dan sebagian lagi salah dan ini
menjadikan mengapa bangsa Yunani bisa menjadi pelopor ilmu pengetahuan selama
rentan waktu lebih 2000 tahun.
Ilmu pengetahuan adalah suatu kegiatan yang
sifatnya lebih canggih dari teknologi. Dengan teknologi orang mengetahui
bagaimana melakukan sesuatu penjelasan mengenai mengapa sesuatu harus terjadi. [4]
Dan ilmu pengetahuan itu bermula dari adanya rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia.[5]
Manusia yang merasa terus ingin tau tentang apa pun yang ada disekitarnya.
Menjadikan munculnya rasa ingin tau, dan wujud dari rasa ingin tau tersebut,
kemudian direalisasikan dengan cara penelitian.
Dengan
demikian, maka orang-orang Yunani kunolah yang melahirkan asal-usul ilmu
pengetahuan, sekalipun sejujurnya, mereka telah
mendapatkan sumbangan yang sangat besar dari kebudayaan-kebudayaan
lainya. Selain dari bangsa yunani, ada contributor lain dalam hal ini yang
membimbing kearah ilmu pengetahuan modern. Kebudayaan arab atau islam telah
menyumbangkan banyak hal untuk melestarikan, kemudian memperluas dan
menstransformasikan, pemikiran ilmiah yunani selama dan setelah mundurnya kekaisaran
Romawi. Banyak hal dari sini yang dipindahkan ke barat, membantunya untuk
bangkit dari abad-abad kegelapan dan mendorongnya menuju Renaisan dan Revolusi
Ilmiah bangsa romawi telah memberikan sumbangan teknologi yang banyak meski
prestasi ilmiah mereka sedikit ide-ide ilmiah dan teknologi dari cina, berjalan
ke barat melalui jalur perdagangan dan itu berpengaruh bagi ilmu pengetahuan
barat. [6]
Ilmu pengetahuan Yunani memiliki kekuatan dan kelemahan yang khas.
Secara garis besar, kekuatan dan prestasi utamanya adalah hamper pada semua
yang bersifat intelektual dan teoritis, sedangkan kelemahannya bersifat
praktis. Pada ilmu pengetahuan Yunani, tidak perlu adanya pengamatan, percobaan
atau yang kaitannya kuat dengan tekhnologi, dengan alasan karena orang-orang
Yunani telah mewarisi begitu banyak data empiris atau tidak memiliki kesulitan
untuk mengumpulkan data-data tersebut. Namun, pada faktanya, bangsa Yunani
tidak pernah memiliki tekhnologi yang baik disbanding dengan Romawi. Contoh,
penemuan mesin uap oleh hero, yang mana menurut orang-orang Yunani pada saat
itu, penemuan itu hanya dianggap sebagai sebuah mainan saja yang bisa membuat
orang tertarik untuk melihatnya. Padahal, sebenarnya ada manfaat dibalik
penemuan itu, yaitu sebagai alat penghasil tenaga. Yang seharusnya berguna pada
bangsa Yunani sendiri. [7]
B.
Kriteria
Ilmiah
Kriteria atau Patokan adalah suatu rambu-rambu untuk
menentukan benar atau tidak benarnya status tertentu. Pengetahuan masuk
kategori Ilmu Pengetahuan, jika kriteria ini dipenuhi; teratur, sistematis,
berobyektif, bermetode, dan berlaku secara universal. Tujuan Ilmu Alamiah
menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang obyeknya, dan kebenaran
itu bersifat dalam, serta mempunyai kesesuaian. Secara umum, Ilmu Pengetahuan
bersifat obyektif. Dan untuk mencapai kebenaran itu, adalah dengan adanya
persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya tidak terjadi secara kebetulan,
tapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu dengan metode
ilmiah[8].
a.
Pengambilan keputusan
b.
Sistem
c.
Umpan balik
C.
Sikap Ilmiah
Ilmu
pengetahuan memiliki ciri khas yaitu obyektif, metodik, dan sistematis serta
berlaku untuk umum. Sehingga setiap orang yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan akan terkondisi untuk memiliki sikap ilmiah,[10]
antara lain:
1.
Mencintai
kebenaran yang obyektif, bersikap adil
2.
Menyadari
bahwa kebenaran ilmu tidak absolute
3.
Tidak percaya
pada takhayul
4.
Ingin tau
lebih banyak
5.
Tidak berpikir
secara prasangka
6.
Tidak mudah
begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa bukti yang nyata
7.
Optimis,
teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut ilmiahnya benar
D.
Metode Ilmiah
dan Implementasinya
Metode ilmiah merupakan bagian yang
paling penting dalam mempelajari ilmu ilmiah. Langkah-langkah dalam menerapkan
metode ini tidak harus selalu berurutan. Yang penting ialah pemecahan masalah
untuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) yang didasarkan atas data dan
uji dengan data bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan atau pertimbangan
lain.
[11]
Langkah-langkah
untuk melakukan tahapan atau metode ilmiah, antara lain :
1.
Penentu
Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam
kehidupan kita sehari-hari seringkali menemukan berbagai masalah, dan masalah
tersebut perlu dirumuskan, sehingga dapat dianalisis secara logis kemudian
dapat dipecahkan.
2.
Hipotesis
Semacam
kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antara unsur-unsur yang
membentuk suatu kerangka masalah. Kerangka pemikiran sementara ini selanjutnya
disusun secara deduktif berdasarkan premis-premis atau pengetahuan yang telah
diketahui.
3.
Pengujian
Hipotesis
Dalam
pengujian hipotesis merupakan langkah-langkah untuk mengumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan deduksi hipotesis. Jika fakta-fakta yang ada sesuai dengan
konsekuensi hipotesis, artinya hipotesis yang diajukan adalah benar, karenanya
adanya fakta. Dan sebaliknya.
[7] Ibid, h; 174
[8]Jasin,
Maskoiri. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta; Rajagrafindo P, 1997, h;10
[9] Mawardi, Nur Hidayati. ilmu
alamiah dasar ilmu sosial dasar ilmu budaya dasar. Jakarta: Pustaka Setia.
2009, h; 10
[10] Tim Penyusun. IAD.ISD.IBD.
IAIN Sunan Ampel Press. Surabaya; 2012, h; 22
[11] Soetriono dan
SDRm Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian , Yogyakarta:
Andi Offset Yogya, 2007, h;117
0 komentar:
Posting Komentar