RSS
Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 18 Desember 2013

ILMU DAN METODE ILMIAH


            ILMU DAN METODE ILMIAH

A.       Lahirnya Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan telah berjasa besar dalam membentuk dunia yang kita huni sekarang ini dan sekaligus cara pandang kita atas dunia ini. Sebelum ilmu pengetahuan muncul, sudah ada tekhnologi. Manusia sudah mengerti bagaimana cara menggunakan banyak hal yang bermanfaat, tanpa memahami bagaimana hal itu terjadi, atau mengapa fenomena alam berlangsung ketika manusia mencoba menjelaskan tentang dunia, maka biasanya itu dikaitkan dengan mitos-mitos dan dewa-dewi yang wujudnya menyerupai manusia, misalnya terjadi hujan, guntur, petir, gempa, dan lainnya. Dan begitulah cara manusia di zaman purba untuk menggambarkan proses terjadinya sesuatu yang baru.
 Salah satu contoh yaitu peredaran harian matahari di langit. Menurut manusia Prailmiah, matahari dapat dianggap sebagai seorang dewa yang sedang menunggangi kereta kudanya dan melintasi langit. Dalam kosmologi[1] primistif alam semesta ini dikira berbentuk seperti setengah lingkaran bola. [2]
Banyak manusia purba yang mampu memperkirakan secara tepat saat terbitnya matahari, dan pada titik sebelah mana. Namun mereka tidak mampu menjelaskan secara ilmiah bagaimana itu terjadi. Setelah beberapa tahap, orang mulai menolak mitos-mitos itu, kemudian mereka mulai menggunakan teori-teori yang digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti. Mereka memandang bahwa dunia ini terbetuk secara alamiah, tanpa ada intervensi yang bersifat supranatural.
Ilmu pengetahuan bukanlah suatu aktifitas alami dalam arti dapat diperoleh secara naluriah dan mudah oleh manusia. ilmu pengetahuan bukanlah suatu cara berpikir yang alami, sebagaimana kita lihat dari fakta bahwa pada masyarakat terdahulu dikuasai oleh mitos dan dewa-dewi yang berwujud manusia.[3]
Langkah pertama kearah penjelasan ilmiah terjadi di Yunani pada sekitar 600 SM sebelum itu bangsa-bangsa Babilon dari Mesir telah memiliki teknologi yang maju, namun mereka tidak beranjak  dari pemikiran yang penuh mitos. Orang-orang yunani yang tertarik dengan teknologi-teknologi ini, khususnya dibidang astronomi, geometri, dan kedokteran, mereka mulai menghasilkan teori-teori awal mengenai bagaimana dunia ini bekerja secara alami.
Ilmu pengetahuan Yunani memperlihatkan pebedaan-perbedaan yang sangat menarik dengan ilmu pengetahuan modern. Semangat penelitianya tetap sama, namun kandungan ilmu pengetahuannya telah berubah secara radikal. Orang-orang ynani memiliki banyak ide yang menajubkan,akan tetapi sebagian darinya tampak agak aneh dalam pandangan orang-orang modern, dan sebagian lagi salah dan ini menjadikan mengapa bangsa Yunani bisa menjadi pelopor ilmu pengetahuan selama rentan waktu lebih 2000 tahun.
Ilmu pengetahuan adalah suatu kegiatan yang sifatnya lebih canggih dari teknologi. Dengan teknologi orang mengetahui bagaimana melakukan sesuatu penjelasan mengenai mengapa sesuatu harus terjadi. [4] Dan ilmu pengetahuan itu bermula dari adanya rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia.[5] Manusia yang merasa terus ingin tau tentang apa pun yang ada disekitarnya. Menjadikan munculnya rasa ingin tau, dan wujud dari rasa ingin tau tersebut, kemudian direalisasikan dengan cara penelitian.
Dengan demikian, maka orang-orang Yunani kunolah yang melahirkan asal-usul ilmu pengetahuan, sekalipun sejujurnya, mereka telah  mendapatkan sumbangan yang sangat besar dari kebudayaan-kebudayaan lainya. Selain dari bangsa yunani, ada contributor lain dalam hal ini yang membimbing kearah ilmu pengetahuan modern. Kebudayaan arab atau islam telah menyumbangkan banyak hal untuk melestarikan, kemudian memperluas dan menstransformasikan, pemikiran ilmiah yunani selama dan setelah mundurnya kekaisaran Romawi. Banyak hal dari sini yang dipindahkan ke barat, membantunya untuk bangkit dari abad-abad kegelapan dan mendorongnya menuju Renaisan dan Revolusi Ilmiah bangsa romawi telah memberikan sumbangan teknologi yang banyak meski prestasi ilmiah mereka sedikit ide-ide ilmiah dan teknologi dari cina, berjalan ke barat melalui jalur perdagangan dan itu berpengaruh bagi ilmu pengetahuan barat. [6]
Ilmu pengetahuan Yunani memiliki kekuatan dan kelemahan yang khas. Secara garis besar, kekuatan dan prestasi utamanya adalah hamper pada semua yang bersifat intelektual dan teoritis, sedangkan kelemahannya bersifat praktis. Pada ilmu pengetahuan Yunani, tidak perlu adanya pengamatan, percobaan atau yang kaitannya kuat dengan tekhnologi, dengan alasan karena orang-orang Yunani telah mewarisi begitu banyak data empiris atau tidak memiliki kesulitan untuk mengumpulkan data-data tersebut. Namun, pada faktanya, bangsa Yunani tidak pernah memiliki tekhnologi yang baik disbanding dengan Romawi. Contoh, penemuan mesin uap oleh hero, yang mana menurut orang-orang Yunani pada saat itu, penemuan itu hanya dianggap sebagai sebuah mainan saja yang bisa membuat orang tertarik untuk melihatnya. Padahal, sebenarnya ada manfaat dibalik penemuan itu, yaitu sebagai alat penghasil tenaga. Yang seharusnya berguna pada bangsa Yunani sendiri. [7]
B.       Kriteria Ilmiah
Kriteria atau Patokan adalah suatu rambu-rambu untuk menentukan benar atau tidak benarnya status tertentu. Pengetahuan masuk kategori Ilmu Pengetahuan, jika kriteria ini dipenuhi; teratur, sistematis, berobyektif, bermetode, dan berlaku secara universal. Tujuan Ilmu Alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang obyeknya, dan kebenaran itu bersifat dalam, serta mempunyai kesesuaian. Secara umum, Ilmu Pengetahuan bersifat obyektif. Dan untuk mencapai kebenaran itu, adalah dengan adanya persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya tidak terjadi secara kebetulan, tapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu dengan metode ilmiah[8].  
Beberapa criteria ilmiah  yang penting[9], adalah:
a.         Pengambilan keputusan
b.         Sistem
c.         Umpan balik
C.       Sikap Ilmiah
Ilmu pengetahuan memiliki ciri khas yaitu obyektif, metodik, dan sistematis serta berlaku untuk umum. Sehingga setiap orang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan terkondisi untuk memiliki sikap ilmiah,[10] antara lain:
1.         Mencintai kebenaran yang obyektif, bersikap adil
2.         Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolute
3.         Tidak percaya pada takhayul
4.         Ingin tau lebih banyak
5.         Tidak berpikir secara prasangka
6.         Tidak mudah begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa bukti yang nyata
7.         Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut ilmiahnya benar
D.    Metode Ilmiah dan Implementasinya
Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu ilmiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan. Yang penting ialah pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) yang didasarkan atas data dan uji dengan data bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan atau pertimbangan lain. [11]
Langkah-langkah untuk melakukan tahapan atau metode ilmiah, antara lain :
1.         Penentu Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam kehidupan kita sehari-hari seringkali menemukan berbagai masalah, dan masalah tersebut perlu dirumuskan, sehingga dapat dianalisis secara logis kemudian dapat dipecahkan.
2.         Hipotesis
Semacam kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka masalah. Kerangka pemikiran sementara ini selanjutnya disusun secara deduktif berdasarkan premis-premis atau pengetahuan yang telah diketahui.
3.         Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis merupakan langkah-langkah untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan deduksi hipotesis. Jika fakta-fakta yang ada sesuai dengan konsekuensi hipotesis, artinya hipotesis yang diajukan adalah benar, karenanya adanya fakta. Dan sebaliknya. 





[1] Kosmologi; kajian mengenai alam semesta
[2] Andrew Gregory. Eureka! Lahirnya ilmu pengetahuan (Yogyakarta; Jendela, 2002), h; 1
[3] Ibid, h; 3
[4] Ibid, h; 4-5
[5] Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD. Bandung; Pustaka Setia, 2000
[6]Ibid, Penciptaan Ilmu Pengetahuan, h; 169
[7] Ibid,  h; 174
[8]Jasin, Maskoiri. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta; Rajagrafindo P, 1997, h;10
[9] Mawardi, Nur Hidayati.  ilmu alamiah dasar ilmu sosial dasar ilmu budaya dasar. Jakarta: Pustaka Setia. 2009, h; 10
[10] Tim Penyusun. IAD.ISD.IBD. IAIN Sunan Ampel Press. Surabaya; 2012, h; 22
[11] Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian , Yogyakarta: Andi Offset Yogya, 2007, h;117

0 komentar:

Posting Komentar