1.
Hadist Tentang Pemaaf
a.
Empat perkara yang mulia
اربع من أعطيهن فقد أعطي خير الدنيا والاخرة لسان ذاكر
وقلب شاكر وبدن على البلاء صابر وزوجة لاتبغيه خوفافي نفسها ولاماله (رواه
الطبرانى عن ابن عباس)
Artinya
: ada empat perkara, barang siapa diberi perkara itu, berarti ia benar-benar
telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu : lisan yang selalu berzikir
(kepada allah), kaldu yang selalu bersyukur (kepada-nya), tubuh yang sabar
dalam menghadapi cobaan, dan seorang istri yang mau dikawininya bukan lantaran
takut celaka atau mengarap hartanya.
Penjelasan
Barang
siapa yang dianugerahi lisan yang gemar berzikir kepada allah, hati yang gemar
berzikir kepada Allah, hati selalu bersyukur kepadanya, tubuh yang selalu sabar
dalam mengahadapi musibah dan selalu rendah hati, istri yang benar-benar setia
kepadanya, bukan karena takut kepadanya dan bukan pula karena menginginkan
hartanya, maka tersebut benar-benar telah memperoleh kebaikan dunia dan
akhirat.[1]
b.
Keutamaan
memberi maaf
مَنْ عَفَا
عِنْدَ اْلقٌدْرَةِ عَفَا اللهٌ عَنْهٌ يَوْمَ الْعٌسْرَة (رواه الطبراني)
Artinya : barang siapa yang memaafkan dalam keadaan mampu (untuk
membalas), nisya Allah akan memaafkannya pada hari yang sulit.
Penjelasan
Yang dimaksud dengan yaumul usroh
ialah hari yang penuh dengan kesulitan, yaitu hari kiamat
Orang
yang memaafkan saudaranya, padahal ia mampu membalasnya niscaya allah akan
memaafkannya dari hari yang penuh dengan kesulitan, yaitu hari kiamat.
c.
Cintailah
saudaramu seperti engkau mencintai dirimu sendiri
لايؤمن احدكم حتى
يحب لاخيه مايحب لنفسه (رواه البخارى)
Artinya : tidak beriman seorang di antara kalian sebelum ia
mencintai saudaranya sepertinya kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
Penjelasan
Iman seorang masih belum sempurna sebelum ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri.
2.
Hadist tentang pendendam
a.
Perbuatan tercela
اربعة يبغضهم الله تعالى البياع
الحلاف والفقير المختال والشيخ لزانى والامام الجائر (رواه النسا ئى عن أبى هريرة)
Artinya : empat
orang yang dibenci oleh allah SWT, yaitu : penjual yang banyak bersumpah; orang
kafir yang sombong dan takkabur, orang yang sudah tua berzina; dan imam yang
zhalim.
Penjelasan
Hadis ini
memperingatkan kita agar tidak mengerjakan hal-hal yang tercela seperti yang
disebutkan diatas, yaitu penjual yang banyak bersumpah untuk melariskan barang
jualannya, orang miskin yang sombong dan merasa besar diri, orang sudah tua
tetapi gemar berzina dan imam yang zalim. Hadis ini merupakan suatu pernyataan
bahwa perbuatan-perbuatan tersebut dosa besar, yang pelakunya harus segera
tobat dan menyesali segala perbuatanya, serta memperbaiki amal perbuatannya
dengan banyak beramal sholeh.[2]
b.
Tidak
sayang kepada manusia, tidak disayangi allah
من لايرحم الناس
لا يرحم الله (رواه الترمذي عن أبى سعيد)
Artinya : barang
siapa tidak menyayangi manusia, allah tidak akan menyayanginya.
Penjelasan :
Orang yang tidak disayangi oleh allah ialah orang yang didalam
hatinya tidak terdapat rasa belas kasihan terhadap sesamanya.
c.
Tidak dapat dipercaya dan ingkar janji
لاايمان لمن لا
امانة له ولادين لمن لاعهدله(رواه ابن حبان)
Tiada iman bagi orang yang tidak dapat dipercya, dan tiada agama bagi
orang yang tidak dapat memegang janjinya.
Penjelesan
Iman dan amanat merupakan dua sejoli yang tak dapat dipisah-pisahkan,
begitu pula agama dan berpegang teguh kepada janji. Apabila seseorang tidak ada
rasa amanatnya, berarti tidak ada iman padanyadan apabila ia tidak berpegang
teguh kepada janjinya, berarti tidak ada agama pada dirinya. Makna yang
dimaksud ialah dirinya kosong dari iman dan kosong daro agama.
1. Kisah Pada Zaman Nabi Muhammad
SAW
A. Nabi Muhammad
saat diracuni oleh Kaum Yahudi
Ibnu Ishaq berkata :“Setelah
Rasulullah saw merasa aman dan tentang Zainab binti al-Harits, istri Sallam bin
Misykan, menghadiahkan kambing bakar kepada beliau. Sebelumnya Zainab telah
bertanya daging bagian manakah yang paling disukai Rasulullah saw ? Dikatakan
kepadanya :“Daging bagian paha. Kemudian dia menaburkan racun ke seluruh
kambing itu terutama bagian pahanya. Setelah dihidangkan maka Rasulullah saw
pung mencicipi dan mengunyahnya tetapi tidak sampai ditelan. Sedang Basyar bin
Barra‘ bin Ma‘rur yang ikut mencicipi bersama Rasulullah saw telah mengunyah
dan menelannya. Rasulullah saw memuntahkan kunahan itu seraya berkata :“Tulang
ini memberitahukan kepadaku bahwa ia mengandung racun.“ Kemudian Nabi saw
memanggil wanita itu dan mengakui perbuatannya. Nabi saw bertanya :“Kenapa kamu
lakukan itu ?“ Ia menjawab :“Anda telah bertindak terhadap kaumku sedemikian
rupa. Kalau anda seorang raja (akan mati karena racun) dan aku merasa lega,
tetapi kalau anda benar seorang nabi tentu anda akan diberitahu (oleh Tuhan
tentang racun itu).“ Perempuan itu kemudian dilepaskan oleh Rasulullah saw.
Akibat makan daging beracun itu, Basyar bin Barra‘ meninggal dunia. (Siroh Al Buthy)
Dari Abu
Haurairah Bahwa ketika Khaibar ditaklukkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
diberi hadiah seekor kambing beracun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
langsung bersabda: 'Tolong kumpulkanlah orang-orang Yahudi yang ada di sini.'
Maka mereka dikumpulkanlah di hadapan beliau. Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: 'Saya akan bertanya kepada kalian tentang sesuatu,
apakah kalian akan menjawab dengan jujur? ', mereka menjawab; 'Ya, wahai Abu
Qasim (Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam).' Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya: 'Siapakah ayah kalian? ' Mereka menjawab; 'Ayah kami
si fulan.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian
bohong!, tetapi ayah kalian adalah si fulan.' Mereka menjawab; 'Baginda benar.'
Lalu beliau bersabda kepada mereka: 'Apakah kalian akan jujur jika saya tanya
tentang sesuatu? ' Mereka menjawab; 'Ya, dan jika kami berbohong niscaya
baginda mengetahuinya, sebagaimana baginda mengetahui ayah-ayah kami.'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada mereka: 'Siapakah
penghuni neraka? ' Mereka menjawab; 'Kami berada di dalamnya sebentar dan
kemudian baginda menggantikan kami di dalamnya.' Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berkata kepada mereka: Terhinalah kalian di dalamnya, demi
Allah subhanahu wata'ala kami tidak akan menggantikan kalian di dalamnya
selamanya." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada
mereka: "Apakah kalian akan berkata jujur terhadap pertanyaan yang akan
kutanyakan kepada kalian?", mereka menjawab; Ya. Beliau bersabda: "Apakah
kalian membubuhi racun pada (daging) kambing tersebut?" Mereka menjawab;
"Ya, " beliau bertanya: "Apa yang menyebabkan kalian berbuat
demikian?" Mereka menjawab; "Kami ingin terbebas jika baginda seorang
pembohong dan jika baginda benar seorang Nabi maka (racun itu) tidak bakalan
mencelakai baginda." (HR. Bukhari)
Dari Anas RA, bahwasanya ada seorang wanita Yahudi
pernah membawakan daging kambing yang telah diberi racun kepada Rasulullah SAW.
Lalu Rasulullah pun mencicipi sebagian dari daging kambing tersebut. Setelah itu
wanita Yahudi tersebut dibawa ke hadapan Rasulullah SAW. Kemudian beliau
menginterogasinya tentang perihal daging kambing beracun tersebut, maka wanita
Yahudi itu menjawab, "Sebenarnya, aku ingin membunuhmu hai Muhammad dengan
daging kambing beracun yang kuhidangkan itu." Rasulullah SAW berkata
kepadanya, "Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan kemampuan kepadamu
untuk melakukan pembunuhan itu."Anas berkata, "Para sahabat bertanya,
'Ya Rasulullah, bagaimana jika kami bunuh saja wanita Yahudi ini.' Rasulullah
menjawab, "Tidak usah."Anas berkata, "Setelah peristiwa itu,
maka saya masih mengenali bekas racun daging kambing itu pada anak lidah
Rasulullah." (HR. Muslim)
B. Kisah pada zaman sekarang
Agar tiada dendam atau sakit hati yang berkembang dalam hati, saat kita
disakiti atau diperlakukan buruk oleh orang lain.
Berikut adalah sejumlah kesadaran yang dapat kita hadirkan dalam hati
kita saat seseorang telah berprilaku buruk kepada kita, agar tidak ada dendam
yang berkembang dalam hati.
- Ingatlah bahwa perbuatan orang itu kepada kita tidak keluar dari
kehendak Allah. Allah menginginkannya itu terjadi dan ada hikmah dibalik itu.
- Ingatlah dosa-dosa kita. Karena tidaklah keburukan menimpa kita
melainkan karena sebab dosa-dosa kita. Sibuklah dengan tobat dan istighfar,
dari pada sibuk mencela dan mencari-cari cara untuk membalasnya.
- Ingatlah pahala yang sungguh besar bagi orang yang mau memaafkan dan
bersabar. “Barangsiapa yang memberi maaf dan melakukan kebaikan, maka pahalanya
di sisi Allah.” (QS. Asy Syuuraa: 40)
- Ingatlah bahwa memaafkan dan berbuat baik akan membuat hati kita bersih
dari keinginan-keinginan buruk, hasad dan dendam. Dengan itu hati akan
merasakan kelezatan yang jauh lebih lezat dari kelezatan melampiaskan dendam.
- Ingatlah bahwa dendam akan membuat jiwa menjadi hina, sedangkan
memaafkan akan membuat jiwa menjadi mulia. “Tidaklah Allah menambah kepada
seorang hamba dengan sikap memaafkan melainkan kemuliaan” (HR Muslim)
- Ingatlah bahwa balasan yang kita akan dapatkan sesuai dengan perbuatan
yang kita lakukan. Kita pun pasti pernah berbuat zalam dan dosa. Jika kita
memaafkan, Allah pun akan memaafkan kita.
- Ingatlah bahwa menyibukkan diri dengan dendam akan menghabiskan waktu
dan membuat hati menjadi tidak fokus. Sehingga banyak hal-hal bermanfaat kita
lewatkan. Maka jangan sampai musibah lebih besar menimpa kita.
- Ingatlah bahwa Rasulullah tidak pernah sekali pun dendam karena urusan
pribadinya. Jika itu terjadi kepada orang yang paling mulia, bagaimana dengan
kita?
- Ingatlah bahwa sabar adalah setengah dari keimanan. Jika kita bersabar,
maka kita berarti sedang menjaga keimanan kita.
- Ingatlah bahwa dengan bersabar berarti kita telah mengalahkan dan
mengendalikan jiwa kita. Karena jiwa yang tidak dapat kita taklukan akan
mengajak kita pada kebinasaan.
- Ingatlah bahwa jika kita bersabar, maka Allah pasti akan menolong kita.
- Ingatlah jika kita bersabar, maka itu akan menjadi sebab orang yang telah berbuat zalim kepada kita menyesal dengan tindakannya, malu dan bisa jadi malah mencintai kita, setelah sebelumnya membenci kita. “Balaslah keburukan itu dengan yang labih baik, maka tiba-tiba orang yang tadinya antara kamu dan dia ada permusukan, menjadi seolah-olah seperti teman yang dekat.” (QS. Fushilat: 34)
- Ingatlah bahwa jika kita bersabar, maka Allah pasti akan menolong kita.
- Ingatlah jika kita bersabar, maka itu akan menjadi sebab orang yang telah berbuat zalim kepada kita menyesal dengan tindakannya, malu dan bisa jadi malah mencintai kita, setelah sebelumnya membenci kita. “Balaslah keburukan itu dengan yang labih baik, maka tiba-tiba orang yang tadinya antara kamu dan dia ada permusukan, menjadi seolah-olah seperti teman yang dekat.” (QS. Fushilat: 34)
- Ingatlah bisa jadi jika kita membalas perbuatan buruknya kepada kita,
hal itu akan membuatnya semakin bertambah buruk.
- Ingatlah bahwa orang yang biasa mendendam, ia pasti akan terjerumus
pada kezaliman. Karena jiwa sulit untuk berbuat adil.
- Ingatlah bahwa
kesabaran itu akan menjadi penggugur dosa kita atau pengangkat derajat kita.
Dan itu tidak akan kita dapatkan jika kita tidak bersabar dan melampiaskan
dendam.- Ingatlah bahwa sabar dan tidak membalas adalah kebaikan yang akan melahirkan kebaikan yang lain, dan kebaikan itu akan melahirkan kebaikan lagi dan begitu seterusnya. Karena diantara balasan kebaikan itu adalah kebaikan berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar